Rabu, 06 April 2011

Menari di Tengah Hujan


 Minggu lalu temen mamerin buku bagus hasil pinjemannya. Katanya sih bagus (katanya). Iseng-iseng aku baca, ternyata emang bener bagus. Isinya tentang cerita-cerita motivasi tapi dalam bentuk prosa. Ga kayak buku-buku motivasi lain yang kesannya "menggurui". Aku dah baca beberapa ceritanya Keren-lah pokoknya. di bawah ini merupakan salah satu cerita yang aku baca. Cekidot ya temans...


Pagi itu, klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9.30, seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk. Mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.
Sewaktu menunggu, pria tua itu tampak gelisah, sebentar-sebantar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang, aku sempatkan untuk memeriksa lukanya dan tampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri.
Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak. Dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat disana sejak beberapa waktu, dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Aku sangat terkejut dan berkata, “Dan bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri bapak tidak kenal?” Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tanganku sambil berkata, “Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenal dia kan?”
Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi. Tanganku masih tetap merinding, “Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku.”
Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini , yang sudah terjadi,yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.
Bagiku pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting, “orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.” Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah hujan.

Sumber : Monyet & Kacang Kegemarannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar