Senin, 10 November 2014

REVIEW PLATINA DATA

Hoahmm... ini film udah lama banget anteng dilaptopku. Bahkan setelah dengan antusiasnya nungguin aplotan hardsubnya, tetep aja setelah didonlot ga ada minat sama sekali buat nonton. Apa gegara musim skripsi ya? Entahlah. Mungkin hampir setahun setelah aku donlot, baru ditonton. Itu juga ogah2an nontonnya. Cerita di film ini sebenernya aku mudeng ga mudeng si, soalnya ini film fiksi ilmiah dan ditambah lagi pake engsub. Tau deh kenapa akhirnya bisa nangkep ni cerita.
Nino meranin Ryuhei Kagura, seorang ilmuwan SARI yang sedang merancang proyek bernama PLATINA DATA. Proyek ini didukung pemerintah dalam pelaksanaannya. Platina Data sendiri tentang program untuk memasukkan seluruh DNA penduduk Jepang dalam sebuah database sehingga jika terjadi kasus-kasus kriminal, pelaku bisa langsung diketahui identitasnya. Namun proyek ini justru menjadi senjata makan tuan bagi Kagura. Tewasnya salah satu ketua dan asisten penelitian, yang notabenya adalah bagian dari tim penelitian Kagura. Setelah dilakukan olah TKP dan menggunakan Platina Data, semua bukti justru mengarah kepada Kagura sebagai pelaku pembunuhan. Kagura yang merasa dijebak segera melarikan diri dari kejaran MPD meskipun dengan susah payah karena keberadaannya selalu tertangkap CCTV kota. Berkat arahan dari asisten labnya, Kagura berhasil lolos dari kejaran MPD.

Kagura yang merasa tak bersalah berusaha mencari titik temu pada kasus pembunuhan ini dan menangkap pelaku sebenarnya. Selama meditasi persembunyiannya, Kagura malah terjebak dalam masa lalunya. Dia mengingat banyak hal selama masa remajanya. Ayahnya yang seorang seniman sangat bangga dengan karya keramiknya. Dia orang yang sangat perfeksionis sehingga setiap karyanya menjadi satu-satunya tanpa ada yang bisa menduplikat/menirunya. Suatu hari ada salah seorang pria yang sangat tertarik dengan karyanya. Sayangnya sang seniman terlalu menyayangi ciptaannya sehingga dia tak mau menjual walau dengan harga selangit. Sang penawar nampaknya juga bukan orang yang mudah menyerah sehingga setiap hari dia datang untuk menawar lagi dan lagi walau hasilnya tetap nihil. Akhirnya sang penawar menemukan cara untuk memiliki keramik ciptaan ayah Kagura. Dengan kecanggihan teknologi entah darimana, sang penawar berhasil menduplikat karya sang seniman. Sang seniman yang mendapati karyanya telah diduplikat bahkan sampai mendetail menjadi stress. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa karyanya telah diduplikasi. Dia selalu berusaha sekeras mungkin dalam menciptakan suatu karya tetapi teknologi memusnahkan semua jeri payahnya. Kagura merasa sedih setiap kali ayahnya bercerita tentang teknologi yang membuat karyanya menjadi tak berarti lagi. Sampai suatu hari, Dia harus menyaksikan ayahnya gantung diri di antara semua karya yang selalu dibanggakanya. Sejak saat itu Ryuhei Kagura memiliki dua kepribadian. Ryuhei sebagai sosok yang lemah dan pendiam sedangkan Kagura sebagai sosok yang jenius dan penuh percaya diri. Ryuhei menghabiskan waktunya untuk melukis disebuah ruangan yang dilengkapi CCTV. Ryuhei berada dibawah pengawasan seorang profesor wanita yang diperankan Honami Suzuki (beneran ga niat nonton sampe lupa semua nama pemainnya). Sementara itu Kagura yang tumbuh menjadi seorang ilmuwan khusus DNA(?) bergabung dengan SARI dan menciptakan Platina Data.
Udah itu aja yang aku tangkep dari film ini. Aku ga tau kenapa tersangka sebenarnya menjadi Honami Suzuki, profesor yang selalu mengawasi Ryuhei. Dia juga yang menukar data DNA Kagura sehingga Kagura dituduh sebagai tersangka. Dan selama penyelidikannya, Kagura mendapati bahwa proyeknya telah disalah gunakan oleh pemerintah. Para pejabat pemerintahan dan keluarganya mengganti data DNA mereka dengan DNA warga sipil sehingga mereka bisa bebas dari hukum pidana karena DNA mereka tidak tercatat dalam database. Itulah maksud sebenarnya dari proyek Platina Data.
Huhuhu akhirnya kelar juga nih review film, kalo menurutku sih film ini cuma rame diawalnya aja, pas adegan kejar-kejaran antara Kagura dan MPD. Setelah itu justru alurnya malah lambaaaaaattt banget, ga ada greget2nya. Bisa dimaklumi sih kalo Platina Data dikritik karna walau masuk box office Jepang tapi kualitas ceritanya biasa aja. Kalo bukan karna idol yang menjadi lead actor-nya, kayaknya mustahil ini film bisa nembus box office.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar